Kamis, 11 Juli 2013

Mengganti Daging Sapi Dengan Daging Ayam Kalkun saat lebaran mengapa tidak?


Mahalnya harga daging sapi yang saat menjelang lebaran tentu akan membuat anda mengerutkan dahi dan geleng-geleng kepala, apalagi setelah kenaikan harga BBM saat lebaran nanti harga daging sapi tentu akan melesat naik, saat ini saja harga daging sapi sudah menembus harga 90 Ribu/Kg dan saat lebaran Idul Fitri 1434 H diperkirakan akan meyentuh harga Rp. 110 ribu/Kg.
Untuk mengatasi hal tersebut saya menawarkan solusi kepada anda mengganti Menu Daging sapi





dengan daging ayam kalkun, 


mencoba sesuatu yang baru dan berkreasi memasak menggunakan bahan baku daging kalkun saat lebaran nanti patut anda coba, disamping harga daging ayam kalkun jauh lebih murah dari pada daging sapi yaitu berkisar 45-50 Rbu/ Kg, dari segi rasa daging ayam kalkun juga tidak kalah Enaknya dengan daging sapi terlebih bagi anda yang bermasalah dengan kolestrol mengganti daging sapi dengan daging kalkun dapat menjadi solusinya, lihat kandungan gizi daging sapi dengan daging ayam kalkun disini.
Jadi Mengkonsumsi Daging ayam kalkun saat lebaran nanti mengapa tidak???



Rabu, 10 Juli 2013

Mengenal penyakit pada ayam kalkun

Penyakit yang sering menyerang ayam kalkun yaitu:
2. Gumboro
    Merupakan penyakit yang menyerang sistem kekebalan tubuh yang disebakan virus golongan Reovirus.

   Gejala:

  • di awali dengan menurunya nafsu makan
  • ayam suka bergerak tidak teratur
  • peradangan disekitar dubur
  • diare dan tubuh bergetar-getar
  • sering menyerang pada ayam kalkun pada umur 36 hari
   Penularan:
  • secara langsung: melalui kotoran
  • secara tidak langsung: melalui pakan, air minum, dan peralatan yang tercemar

   Pencegahan:
  • sampai saat ini belum ada obat yang dapt menyembuhkan tetapi dapat dilakkukan pencegahan dengan vaksin gumboro
      selengkapnya mengenai penyakit gumboro

Gumboro (Infectious Bursal Disease)



Penyakit Gumboro menyerang kekebalan tubuh ayam, terutama bagian fibrikus dan thymus. Kedua bagian ini merupakan pertahanan tubuh ayam. Pada kerusakan yang parah, antibody ayam tersebut tidak terbentuk. Karena menyerang system kekebalan tubuh, maka penyakit ini sering disebut sebagai AIDSnya ayam.

Etiologi

Gumboro (Infectious Bursal Disease) disebabkan oleh Tipe 1 galur virus Avibirna (Avibirnavirus).
Tipe 1 : dikenal ada 2 serotipe virus, yaitu yang klasik dan yang sangat patogenik (vvIBD). Di Amerika serikat dan Amerika Tengah didominasi oleh variant Deleware A sampai E yang patogenik.
Tipe2: Galur kalkun adalah bersifat tidak patogenik terhadap ayam
Kejadian
Penyakit Gumboro (Infectious Bursal Disease)/IBD menyerang ayam yang belum dewasa diseluruh dunia. Di dalam tubuh ayam, virus Avibirnavirus dapat hidup hingga lebih dari 3 bulan, kemudian akan berkembang menjadi infeksius.
Infeksi akut dengan galur klasik ringan atau variannya dapat mengakibatkan mortalitas sampai 5%. Variannya lebih bersifat imunosupresif dibandingkan dengan galur klasik. Virus yang sangat patogenik (vvIBD) dapat membunuh ayam yang peka sampai sebesar 50%.
Penyakit Gumboro sendiri sebenarnya memang tidak menyebabkan kematian secara langsung pada ayam, tetapi karena adanya infeksi sekunder yang mengikutinya akan menyebabkan kematian dengan cepat karena virus Avibirnavirus bersifat imunosupresif yang menyebabkan kekebalan tubuhnya tidak bekerja sehingga memudahkan kawanan ayam yang diserang oleh virus dan infeksi skunder oleh bakteri.

Patogenesis
Penularan penyakit Gumboro atau IBD dapat melalui kontak langsung antara ayam yang muda dengan ayam yang sakit atau terinfeksi pada peternakan yang mempunyai ayam berbagai umur dapat mengakibatkan infeksi ini terus menyebar dan sangat sulit dikendalikan.
Peralatan, kandang, air minum dan pakaian petugas yang terkontaminasi Gumboro dapat juga memperparah kejadian penyakit tersebut. Penyakit Gumboro tidak menular dengan perantaraan telur dan ayam sudah sembuh tidak menjadi carrier.

Gejala klinis
Morbiditas penyakit Gumboro sangat bervariasi yaitu antara 5-50% dan mortalitas atau angka kematian unggas dapat berkisar antara 5-50% dari seluruh populasi unggas, tergantung pada patogenesitas galur virus IBD dan kerentanan dari unggas itu sendiri.
Ayam yang terkena penyakit Gumboro akan menunjukkan gejala seperti gangguan saraf, merejan, diare, tubuh gemetar, bulu di sekitar anus kotor dan lengket serta diakhiri dengan kematian ayam.

Diagnosis
Berdasarkan gejala klinis yang ditimbulkan dari penyakit Gumboro.
Pemeriksaan histopatologi
Virus Avibirna dapat isolasi dalam telur berembrio spesifik pathogen free (SPF) atau pada biakan jaringan.
ELISA

Pencegahan
Penanggulangan Gumboro ini dapat dilakukan dengan beberapa cara yaitu vaksinasi, menjaga kebersihan lingkungan kandang. 


sumber:

Mengenal Penyakit Pada Ayam Kalkun

Penyakit yang sering menyerang ayam kalkun yaitu:
1. Tetelo (Newcastle Disease/ND)
     Disebabkan virus paramyxo yang bersifat menggumpalkan sel darah.
   
     Gejalanya:

  • ayam sering megap-megap
  • nafsu makan menurun
  • diare
  • senang berkumpul ditempat yang hangat
  • setelah 1-2 hari muncul gejala syaraf, yaitu kaki lumpuh
  • leher berpuntir
  • ayam berputar-putar kemudian mati
   Cara mengatasinya:
  • ayam yang terserang secepatnya dipisah karena mudah menular kepada ayam lain melalui kotoran dan pernafasan
  • sejauh ini belum ada obat yang dapat menyembuhkan jika sudah terkena penyakit ini
  • untuk menanggulangi penyakit ini ayam yang masih sehat segera divaksin ulang dan kandang diupayakan untuk tetap kering
  • rutin dilakukan vaksin ND yaitu pada saat ayam kalkun berumur 4 hari , 4 minggu, 4 bulan dan diulang setiap 4 bulan sekali
      selengkapnya mengenai penyakit Tetelo (Newcastle Disease/ND)

Penyakit Tetetlo (NEwcastle Disease)

Penyakit Tetelo (Newcastle Disease)

Penyakit Telelo atau Newcastle Disease (ND) biasa juga disebut dengan istilah penyakit Samper Ayamataupun Pes Cekak. Dimana penyakit ini merupakan suatu infeksi viral yang menyebabkan gangguan pada saraf pernapasan. Penyakit ini disebabkan oleh virus Paramyxo dan biasanya dikualifikasikan menjadi:
  • Strain yang sangat berbahaya atau disebut dengan Viscerotropic Velogenic Newcastle Disease (VVND) atau tipe Velogenik, tipe ini menyebabkan kematian yang luar biasa bahkan hingga 100%.
  • Tipe yang lebih ringan disebut degan “Mesogenic”. Kematian pada anak ayam mencapai 10% tetapi ayam dewasa jarang mengalami kematian. Pada tingkat ini ayam akan menampakangejala seperti gangguan pernapasan  dan saraf.
  • Tipe lemah (lentogenik) merupakan stadium yang hampir tidak menyebabkan kematian. Hanya saja dapat menyebabkan produktivitas telur menjadi turun dan kualitas kulit telur menjadi jelek. Gejala yang tampak tidak terlalu nyata hanya terdapat sedikit gangguan pernapasan.
ND sangat menular, biasanya dalam 3-4 hari seluruh ternak akan terinfeksi. Virus ini ditularkan melalui sepatu, peralatan, baju dan burung liar.
Pada tahap  yang mengenai pernapasan maka virus akan ditularkan melalui udara. Meskipun demikian pada penularan melalui udara, virus ini tidak mempunyai jangkauan yang luas. Unggas yang dinyatakan sembuh dari ND tidak akan dinyatakan sebagai “carrier” dan biasanya virus tidak akan bertahan lebih dari 30 hari pada lokasi pemaparan.
Gejala yang nampak pada ayam yang terkena penyakit ini adalah sebagai berikut:
  • Excessive mucous di trakea.
  • Gangguan pernapasan dimulai dengan megaop-megap, batuk, bersin dan ngorok waktu bernapas.
  • Ayam tampak lesu.
  • Napsu makan menurun.
  • Produksi telur menurun.
  • Mencret, kotoran encer agak kehijauan bahkan dapat berdarah.
  • Jengger dan kepala kebiruan, kornea menjadi keruh, sayap turun, otot tubuh gemetar, kelumpuhan hingga gangguan saraf yang dapat menyebabkan kejang-kejang dan leher terpuntir.
Penanggulangan penyakit ini dapat dilakukan dengan beberapa cara yaitu:
  • Ayam yang tertular harus dikarantina atau bila sudah pada stadium berbahaya maka harus dimusnahkan.
  • Vaksinasi harus dilakukan untuk memperoleh kekebalan. Vaksinasi pertama, dilakukan dengan cara pemberian melalui tetes mata pada hari ke 2. Untuk berikutnya pemberian vaksin dilakukan dengan cara suntikan di intramuskuler otot dada.
  • Untuk memudahkan untuk mengingat mengenai waktu pemberian vaksin, seorang pakar menyarankan agar memberikan vaksin ini dilakukan dengan pola  444. maksudnya vaksin ND diberikan pada ayam yang berumur 4 hari, 4 minggu, 4 bulan dan seterusnya dilakukan 4 bulan sekali. Akan tetapi pola pemberian ini dapat dimodifikasi sesuai dengan kebutuhan dan efektivitas terbaik dari hasilnya.
Pencegahan yang harus dilakukan oleh para peternak mengingat penyakit ini sangat infeksius adalah sebagai berikut:
  • Memelihara kebersihan kandang dan sekitarnya. Kandang harus mendapat sinar matahari yang cukup dan ventilasi yang baik.
  • Memisahkan ayam lain yang dicurigai dapat menularkan penyakit ini.
  • Memberikan ransum jamu yang baik, yang terbuat dari bahan-bahan tradisional yang dapat membantu meningkatkan kekuatan dan kekebalan tubuh ayam.


sumber: